Korelasi Akurasi antara Kateter dengan Ultrasonografi Transabdominal untuk Mengukur Volume Kandung Kemih

  • T. I. DEWI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • Budi I Santoso Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • B. KARSONO Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • JUNIZAF JUNIZAF

Abstract

Tujuan: Mencari korelasi antara kateterisasi dengan USG transabdominal untuk mengukur volume KK dan volume urin sisa dan menentukan nilai diagnostik USG transabdominal untuk mendiagnosa retensio urin. Rancangan penelitian: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional) untuk menilai korelasi dan menentukan nilai diagnostik. Tempat penelitian: (1) Klinik Anggrek Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), (2) IGD Lt. III RSCM. Bahan dan cara kerja: Selama kurun Oktober 2003 sampai Agustus 2004, dilakukan pengukuran volume KK dan volume urin sisa pada 90 pasien postpartum nifas hari pertama, kedua dan ketiga. Volume KK dan volume urin sisa diukur secara USG transabdominal dibandingkan dengan hasil pengukuran secara kateterisasi yang merupakan baku emas. Volume KK dianggap merupakan kapasitas KK dan volume urin sisa ialah urin yang masih terdapat dalam KK segera setelah pasien berkemih. USG transabdomina1 digunakan untuk mendiagnosa adanya retensio urin dengan titik potong urin sisa 200 ml dan kateterisasi sebagai baku emas. Dilakukan 3 formula USG (formula 1, 2 dan 3). Hasil: Untuk pengukuran volume KK didapatkan korelasi yang kuat antara USG formula 1, 2 dan 3 dengan tindakan kateterisasi, masingmasing dengan R 0,84, 0,87 dan 0,80, tapi hanya formula 2 USG yang menghasilkan pengukuran volume KK yang tidak berbeda bermakna dengan tindakan kateterisasi. Pada pengukuran volume urin sisa didapatkan korelasi yang kuat antara USG formula 1, 2 dan 3 dengan kateterisasi masing-masing R 0,85, 0,87 dan 0,85, juga hanya formula 2 yang menghasilkan pengukuran urin sisa yang tidak berbeda bermakna dengan tindakan kateterisasi. USG formula 2 dapat mendiagnosa kondisi retensio urin dengan Se 87%, Sp 95,5%, NDP (nilai duga positif) 87% dan NDN (nilai duga negatif) 96%. Kesimpulan: Pengukuran volume KK dan volume urin sisa secara ultrasonografi transabdominal mempunyai korelasi yang kuat dengan tindakan kateterisasi. Sehingga USG transabdominal dapat dijadikan sebagai alternatif dari penggunaan kateter. Hal ini akan membuat tindakan kateterisasi menjadi lebih selektif. Terutama dalam hal diagnostik seperti kondisi retensio urin, sehingga penggunaan USG transabdominal akan mengurangi efek samping berupa infeksi dan trauma akibat penggunaan kateter yang bersifat invasif. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-2: 104-11] Kata kunci: vo1ume KK, volume urin sisa. USG transabdominal, kateterisasi.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

T. I. DEWI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Departemen Obstetri dan Ginekologi
B. KARSONO, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Published
2016-10-14

Most read articles by the same author(s)