Relationship of Serum Cortisol Levels with Postpartum Blues on Dystocia Labor
Hubungan Kadar Kortisol Serum dengan Kejadian Postpartum Blues pada Persalinan Distosia
Abstract
Abstract
Objective: To determine the relationship of elevated serum cortisol levels in the mother with dystocia labor
Methods :this study was a prospective cohort, with mother who had dystocia labor as case group and mother with normal delivery as control group at RSUP Prof.DR.RD Kandou, and affiliation hospitals from October 2016 until March 2017. Data were analyzed With SPSS version 2.0 to see the significancy level.
Results: from 32 cases, 16 cases with dysocystia labor and 16 cases with normal delivery. Of all cases with abnormal postpartum serum cortisol levels, the most were housewives with 14 cases (70%), based on educational level, most of whom below bachelor degree were 18 cases (90%). While cases with EPDS(Edinburgh postpartum depresson scale) score ≥10, found the most patients who underwent a cesarean section as many as 11 cases (68.75%). In the Mann-Whitney statistical test, it showed that serum cortisol levels (p=0.007) and EPDS score (p=0.001) had a significant relationship for risk of postpartum blues in dystocia labor.
Conclusions: there was a significant relationship between serum cortisol levels and EPDS score with risk of postpartum blues on dystocia labor.
Keywords: dystocia labor, EPDS score, postpartum blues, serum cortisol level.
Abstrak
Tujuan : mengetahui adanya hubungan peningkatan kadar kortisol serum pada ibu dengan persalinan distosia.
Metode : penelitian ini adalah jenis kohort prospektif (cohort prospective), dengan kelompok ibu yang melahirkan dengan persalinan distosia sebagai kelompok kasusdan ibu yang melahirkan tanpa komplikasi persalinan sebagai kelompok kontrol di Bagian Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof.DR.R.D Kandou, dan RS jejaring mulai Oktober 2016 sampai Maret 2017.Data dianalisa dengan SPSS versi 2.0 untuk melihat tingkat kemaknaannya.
Hasil : dari 32 subjek penelitian, 16 subjek dengan persalinan distosia dan 16 subjek dengan persalinan normal. Dari seluruh subjek penelitian yang mempunyai kadar kortisol serum postpartum abnormal,berdasarkan jenis pekerjaan, paling banyak adalah ibu rumah tangga dengan 14 subjek (70 %).Berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan paling banyak adalah SD,SMP,SMA sebanyak 18 subjek (90%). Sedangkan subjek yang mempunyai skor EPDS ≥ 10, ditemukan paling banyak subjek yang menjalani prosedur bedah sesar sebanyak 11 pasien (68,75%). Dalam uji statistik Mann-Whitney, menunjukkan bahwa kadar kortisol serum .(p=0.007) dan skor EPDS (p=0.001) mempunyai hubungan yang kuat untuk terjadinya postpartum blues pada persalinan distosia.
Kesimpulan : terdapat hubungan bermakna kadar kortisol serum dan skor EPDS dengan postpartum blues pada persalinan distosia.
Kata kunci : kadar kortisol serum, persalinan distosia, postpartum blues, skor EPDS.
Downloads
Copyright (c) 2019 Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.