Management of Spontaneous Cornual Heterotopic Pregnancy in Low-Resources Setting

Tata Laksana Kehamilan Heterotopik Kornual Spontan pada Keadaan Sumber Daya Terbatas

  • Jacklyn Yosefin Gracia Lubis St. Antonius Jopu General Hospital
  • Yosep Sutandar
  • Lidya F. Nembo Ende Regional General Hospital, East Nusa Tenggara

Abstract

Objective: To report management of spontaneous cornual
heterotopic pregnancy in low-resources setting in Ende
District, Flores, East Nusa Tenggara.
Methods: Case report.
Case: A 34 year old primigravida with history of 8-9 weeks
amenorrhea came to Obstetrics ER with chief complaint
of vaginal bleeding and lower abdominal pain. Ultrasound
shows intrauterine pregnancy (IUP), an ectopic pregnancy
(EP) in right uterine cornu, and free fl uid in hepatorenal
space, splenorenal space, and pouch of douglas suggesting
the occurrence of hemoperitoneum and heterotopic
pregnancy. We performed cornual resection by laparotomy
and administered progesterone orally before and after the
surgery. Successful outcome was achieved.
Discussion: Heterotopic pregnancy (HP) rarely occurs,
especially in natural conception. Thus, early diagnosis and
treatment of HP are quite a challenge for physicians especially
in rural area. Due to the condition of our patient and limited
resources, laparotomy was conducted to remove the EP,
rather than laparoscopy despite its advantage to lower risk
of IUP abortion. Progesterone was then administered orally
to prevent threatened abortion of the IUP.
Conclusion: Despite its challenge in diagnosing and
treating HP, it is a life-threatening condition that requires
accurate and prompt treatment. The treatment goal is to
remove the EP and preserve the IUP. Treatment of choice
should be decided by takeing the patient’s condition and
availability of resources into account. Surgical along with
administration of progesterone before and after the surgery
would likely improve the outcome of the patient and the
intrauterine pregnancy.
Keywords: cornual resection, heterotopic pregnancy,
laparotomy, low-resources setting, progesterone.

Abstrak
Tujuan: Untuk membahas tentang penatalaksanaan
kehamilan heterotopik kornu spontan di daerah dengan
sumber daya rendah khususnya di Kabupaten Ende, Flores,
Nusa Tenggara Timur.
Metode: Laporan Kasus
Kasus: Seorang perempuan primigravida usia 34 tahun
dengan riwayat amenore minggu ke-8 dan 9 datang ke
IGD Obgyn dengan perdarahan pervaginam dan nyeri
perut bagian bawah. Temuan USG menunjukkan kehamilan
intrauterin (KIU), kehamilan ektopik (KE) di tanduk rahim
kanan, dan cairan bebas di ruang hepato-renal, splenorenal,
dan cavum douglas. Hal ini menunjukkan terjadinya
hemoperitoneum dan kehamilan heterotopik. Reseksi
kornu dengan laparotomi dilakukan dan pasien diberikan
progesteron secara oral sebelum dan setelah operasi.
Luaran baik berhasil dicapai.
Diskusi: Kehamilan heterotopik jarang terjadi, terutama
pada konsepsi alami. Sehingga diagnosis dan tata laksana
KH sejak dini menjadi tantangan bagi para dokter, terutama
di daerah terpencil Karena kondisi pasien dan sumber daya,
laparotomi dilakukan untuk mengangkat KE, daripada
laparoskopi meskipun keuntungannya dalam menurunkan
risiko keguguran KIU. Progesteron kemudian diberikan
secara oral untuk mencegah terjadinya keguguran terancam
dari KIU.
Kesimpulan: Terlepas dari tantangan untuk diagnosis
dan tatalaksananya, KH adalah kondisi yang mengancam
jiwa yang membutuhkan penanganan yang akurat dan
segera. Tujuan tatalaksananya adalah untuk mengangkat
KE dan mempertahankan KIU. Pilihan tata laksana harus
diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan
ketersediaan sumber daya. Pendekatan bedah dan obat
dengan progesteron yang diberikan sebelum dan sesudah
operasi akan meningkatkan kemungkinan luaran pasien dan
kehamilan intrauterine yang baik.
Kata kunci: kehamilan, heterotopik, laparotomi,progesteron,
reseksi kornual, sumber daya rendah.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Yosep Sutandar

Department of Obstetrics and Gynecology
1 Santo Antonius Jopu General Hospital, Ende Regency, East Nusa Tenggara
2 Faculty of Medicine, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
3 Ende Regional General Hospital, East Nusa Tenggara

Lidya F. Nembo, Ende Regional General Hospital, East Nusa Tenggara

Ende Regional General Hospital, East Nusa Tenggara

Published
2023-07-21
Section
Case Report