High Random Blood Glucose Level before Surgery as a Risk Factor for Recurrent Event in Epithelial Ovarian Carcinoma
Kadar Gula Darah Sewaktu yang Tinggi sebelum Operasi sebagai Faktor Risiko Kejadian Residif pada Pasien Karsinoma Ovarium Tipe Epitelial
Abstract
Abstract
Objective : To investigate the high random blood glucose level as a risk factor for recurrent disease in EOC patient at Kariadi General Hospital.
Methods: Sixty six patients diagnosed as EOC in Kariadi General Hospital were divided into 2 groups: 30 patients with recurrent disease and 30 patients without recurrent disease after completing chemotherapy cycles. We analysed correlation between age of diagnosis, tumour mass location, Ca-125 level, histological subtype and random blood glucose level before surgery with recurrent disease.
Result: There is no significantly difference in age of diagnosis, tumour mass location and histological subtypes between two groups. However, recurrent EOC patients have higher Ca-125 level significantly than non-recurrent patients (327.8±250.5 vs 183.5±212.1 respectively; p = 0,01). Mean of random blood glucose level of recurrent patients is also higher than non-recurrent patients significantly (150.5 ±79 vs 110.8 ± 31.1 respectively; p = 0.006). Patient with random blood glucose level > 110 mg/dl have 3 times more likely to develop recurrence in EOC patient significantly with 95% CI.
Conclusion: The mean of random blood glucose level in recurrent EOC patients is significantly higher than non-recurrent EOC patients. Patient with random blood glucose level > 110 mg/dl have 3 times more likely to develop recurrence in EOC patient.
Keyword: epithelial ovarian cancer, random blood glucose level, recurrent.
Abstrak
Tujuan: Untuk membuktikan kadar glukosa darah sewaktu yang tinggi sebagai faktor risiko kejadian residif pada pasien karsinoma ovarium epitelial di RSUP dr. Kariadi.
Metode: Enam puluh pasien yang telah didiagnosis sebagai karsinoma ovarium epitelial di RSUP dr. Kariadi dibagi menjadi 2 kelompok: 30 pasien pada kelompok residif dan 30 pasien pada kelompok non-residif berdasarkan evaluasi setelah menyelesaikan siklus kemoterapi. Data yang dianalisis meliputi usia saat terdiagnosis, lokasi tumor, kadar Ca-125, subtipe histologi, kadar gula darah sewaktu (GDS) sebelum operasi dan hubungannya dengan kejadian residif.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam usia saat diagnosis, lokasi tumor dan subtipe histologis diantara kedua kelompok. Namun, kelompok pasien residif memiliki kadar Ca-125 yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok pasien non-residif (327,8 ± 250,5 vs 183,5 ± 212,1; p = 0,01). Rerata kadar GDS pada kelompok pasien residif juga lebih tinggi secara bermakna daripada kelompok non-residif (150,5 ± 79 vs 110,8 ± 31,1; p = 0,006). Pasien dengan kadar GDS > 110 mg/dl memiliki risiko 3 kali lipat untuk menjadi residif secara bermakna dengan tingkat kepercayaan 95%.
Kesimpulan: Rerata kadar GDS pada kelompok pasien residif lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok pasien non-residif. Pasien dengan kadar GDS > 110 mg/dl memiliki risiko 3 kali lipat untuk menjadi residif
Kata kunci: kadar gula darah sewaktu, karsinoma ovarium epitelial, residif.
Downloads
Copyright (c) 2022 Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.