Adiponection Serum Levels in Severe Preeclampsia
Kadar Adiponektin pada Pasien Preeklamsia Berat
Abstract
Objective : To determine the difference adiponectin serum levels in pregnant patient with severe preeclampsia and normotency in Manado.
Methods : This study is a cross sectional study which the number of samples obtained was 52 samples in which the sample was divided into 26 pregnant samples with severe preeclampsia and 26 control samples. Samples were taken from Prof. dr. R. D. Kandou Manado Hospital and network hospitals around Manado within the inclusion and exclusion criteria. All patients were explained about the research procedure and singning the informed consent and take a blood sample by using the ELIZA method. After the data is collected, it is entered into the SPSS version 23.0 program for data analysis.
Results : There was a significant relationship between adiponection serum levels with the incidency of severe preeclampsia and normotency. But for body mass index variables there were no significant differences by using T test (independent sample) in each severe preeclampsia and normotency pregnancy group where p=0.903. Body mass index, height, weight, and weight gain during pregnancy showed that there is no difference between cases and controls (p>0.05) which means that body mass index is not related to the stete of the severe preeclampsia and normotency.
Conclusions : There was no relationship between BMI, age, parity, smoking, baby outcomes, delivery method and gestational age with the incidence of severe preeclampsia and normotency against adiponectin in this study.
Keywords: adiponectin, obstetrics, preeclampsia.
Abstrak
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kadar adiponektin serum pada pasien hamil preeklamsia berat dengan hamil normal di Kota Manado.
Metode : Studi ini merupakan studi potong lintang. Jumlah Sampel yang didapatkan sebesar 52 sampel dimana sampel dibagi menjadi 26 sampel hamil dengan preeklamsia berat dan 26 sampel kontrol. Sampel diambil dari RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado dan rumah sakit jejaring sekitar manado yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua pasien dijelaskan mengenai prosedur penelitian dan penandatanganan inform consent baru dilakukan pengambilan sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode ELISA. Setelah data dikumpulkan, maka dimasukkan ke dalam program SPSS versi 23.0 untuk data analisis.
Hasil : Perhitungan dengan menggunakan uji statistik Mann - Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai rata-rata kadar adiponektin pada pasien hamil normal dengan pasien PEB (p = 0,000). Adanya hubungan bermakna kadar adiponektin dengan kejadian preeklamsia berat. Namun untuk variabel IMT yang dilakukan secara uji t (sampel independen) didapatkan kesimpulan tidak terdapat perbedaan bermakna pada masing-masing kelompok normotensi dan kelompok preeklamsia berat di mana p= 0,903, indeks massa tubuh, tinggi badan, berat badan, serta pertambahan berat badan selama kehamilan tidak berbeda antara kasus dan kontrol (p>0,5). Ini berarti bahwa IMT tidak berhubungan dengan keadaan terjadinya preeklamsia berat.
Kesimpulan: Tidak didapatkan hubungan antara IMT, usia, paritas, merokok, luaran bayi, cara persalinan dan usia kehamilan dengan kejadian preeklamsia berat dan normotensi terhadap adiponektin pada penelitian ini.
Kata kunci : adiponektin, obstetri, preeklamsia.
Downloads
Copyright (c) 2021 Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.