Effect of Anti Zona Antibody on In Vitro Growth and In Vitro Maturation of Intact Follicles

  • B. WIWEKO Faculty of Medicine University of Indonesia
  • M. NATADISASTRA Faculty of Medicine University of Indonesia
  • G. C. HORTENCIA Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan
  • A. HASEGAWA Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan
  • K. KOYAMA Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan

Abstract

Tujuan: Mengetahui pengaruh antibodi anti zona pellucida terhadap perkembangan (in vitro growth = IVG) dan pematangan (in vitro maturation = IVM) folikel. Tempat: Laboratorium biologi dan reproduksi Fakultas Kedokteran Hyogo, Nishinomiya, Jepang. Rancangan/rumusan data: Studi eksperimen pada hewan coba. Bahan dan cara kerja: Dilakukan pengambilan 80 folikel intak secara mekanik dari ovarium mencit (C57BL/6 x DBA2-F1 mice) usia 16 hari kemudian dilakukan inkubasi pada medium yang mengandung antibodi anti zona pellucida selama 8 hari. Antibodi ini diambil dari kelinci yang disuntikkan komponen ZPA dan ZPC mencit. Serum kelinci normal digunakan sebagai kontrol. Folikel dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan masing-masing terdiri dari 20 folikel. Kelompok 1 sebagai kontrol, kelompok 2 diinkubasi dengan serum kelinci normal, kelompok 3 diinkubasi dengan anti ZPA dan kelompok 4 diinkubasi dengan anti ZPC. Setelah 8 hari seluruh folikel dipindahkan ke medium IVM untuk dinilai perubahannya menjadi folikel antral. Hasil: Secara morfologis tidak dijumpai perbedaan bermakna pada perkembangan folikel antara kelompok kontrol dan perlakuan. Tetapi antibodi anti zona pellucida mempengaruhi perkembangan folikel antral pada kelompok perlakuan. Secara statistik dijumpai perbedaan bermakna dalam jumlah folikel antral antar kelompok 3 dan 4 dengan kelompok 1 dan 2. Pada kelompok 3 (anti ZPA) 9 dari 20 folikel (45%) berkembang menjadi folikel antral sedangkan pada kelompok 4 (anti ZPC) 11 dari 20 folikel (55%) berkembang menjadi folikel antral, dibandingkan dengan kelompok 1 dan 2, masing-masing 100% dan 85% folikel pre antral berkembang menjadi folikel antral. Kemudian seluruh folikel antral ditransfer ke medium IVM dan diinkubasi selama 16-17 jam. Pada kelompok 1, 100% folikel mengalami mucifikasi, sedangkan pada kelompok 2, 3 dan 4 masing-masing sebesar 75%, 55% dan 15% folikel mengalami mucifikasi. Setelah dilakukan denudasi germinal vesicles (GV) dijumpai sebanyak 5% pada kelompok 1,5% pada kelompok 2, dan 10% pada kelompok 4. Sedangkan pada kelompok 3 tidak dijumpai GV. Metafase 1 dijumpai sebanyak 40% pada kelompok 1,35% pada kelompok 2,50% pada kelompok 3 and 50% pada kelompok 4. Sedangkan metafase 2 dijumpai sebanyak 55% pada kelompok 1,60% pada kelompok 2, dan 40% pada kelompok 3. Tidak dijumpai metafase 2 pada kelompok 4. Beberapa oosit yang berdegenerasi dijumpai pada kelompok 2 (5%), kelompok 3 (5%) dan kelompok 4 (30%). Terdapat perbedaan bermakna dalam hal pematangan folikel (IVM) antara kelompok kontrol dan perlakuan. Kesimpulan: Antibodi anti zona pellucida mempengaruhi proses perkembangan dan pematangan folikel in vitro. Efeknya pada fertilisasi masih harus diteliti lebih lanjut. [Maj Obstet Ginekol Indones 2007; 31-4: 226-30] Kata kunci: folikel intak, perkembangan folikel (IVG), pematangan folikel (IVM), antibodi anti zona pellucida, folikel antral, mucifikasi, germinal vesicles, metafase-1, metafase-2

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

B. WIWEKO, Faculty of Medicine University of Indonesia
Department of Obstetrics and Gynecology
M. NATADISASTRA, Faculty of Medicine University of Indonesia
Department of Obstetrics and Gynecology
G. C. HORTENCIA, Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan
Department of Obstetrics and Gynecology Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan
A. HASEGAWA, Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan
Laboratory of Developmental Biology and Reproduction, Institute for Advanced Medical Sciences,
K. KOYAMA, Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan
*Department of Obstetrics and Gynecology Hyogo College of Medicine, Nishinomiya, Japan *Laboratory of Developmental Biology and Reproduction, Institute for Advanced Medical Sciences,
Published
2016-10-14