Perbedaan prevalensi anemia defisiensi besi pada perempuan hamil di daerah pantai dan pegunungan di wilayah Semarang

  • M.T. SINATRA Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP dr Kariadi Semarang

Abstract

Tujuan: Mengetahui karakteristik prevalensi anemia defisiensi besi pada perempuan hamil di daerah pantai dan pegunungan di wilayah Semarang serta membuktikan perbedaan prevalensi anemia defisiensi besi pada perempuan hamil di daerah pantai dan pegunungan di wilayah Semarang. Rancangan/rumusan data: Studi potong lintang yang melibatkan 50 perempuan hamil trimester kedua di daerah pantai dan 50 perempuan hamil trimester kedua di daerah pegunungan di 7 Puskesmas Semarang Kota dan 5 Puskesmas Kabupaten Semarang pada kurun waktu bulan April - Juni 2008. Bahan dan cara kerja: 50 perempuan hamil trimester kedua di daerah pantai dan 50 perempuan hamil trimester kedua di daerah pegunungan dilakukan pengambilan darah untuk kemudian dilakukan pemeriksaan hemoglobin dan leukosit dengan metode spektrofotometer menggunakan alat Nihon Cohden, serta serum feritin dengan metode Ellisa menggunakan alat Elx 800 Universal Microplate Reader di laboratorium Gaky RS. Dokter Kariadi Semarang. Hasil laboratorium didapatkanprevalensi anemia defisiensi besi pada perempuan hamil trimester kedua di dearah pantai dan pegunungan kemudian dilakukan analisis. Analisis statistik yang dilakukan berupa analisis univariat untuk menyajikan distribusi frekuensi berupa rerata dan simpang baku, serta analisis bivariat dengan melakukan uji beda X2, uji t dan uji Mann-Whitney. Hasil: Rerata kadar hemoglobin perempuan hamil trimester kedua di daerah pegunungan (11,3 mg/dl) lebih tinggi dibanding dengan daerah pantai (10,6 mg/dl), dan secara statistik bermakna (p = 0,009). Rerata kadar serum feritin di daerah pegunungan (13,6 ng/dl) cenderung lebih tinggi dibanding dengan daerah pantai (11,9 ng/dl) namun secara statistik tidak bermakna. Prevalensi anemia di daerah pegunungan (24%) lebih rendah dibanding daerah pantai (52%), dan secara statistik bermakna (p = 0,007). Prevalensi anemia defisiensi besi di daerah pegunungan (18%) lebih rendah dibanding dengan daerah pantai (42%), dan secara statistik bermakna (p = 0,016). Kesimpulan: Prevalensi anemia defisiensi besi pada perempuan hamil trimester kedua di daerah pantai lebih tinggi dibandingkan daerah pegunungan di wilayah Semarang, berturur-turut 42% dan 18%. [Maj Obstet Ginekol Indones 2009; 33-2: 87-92] Kata kunci: daerah pantai, daerah pegunungan, anemia defisiensi besi.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

M.T. SINATRA, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP dr Kariadi Semarang
Bagian/SMF Obstetri Ginekologi
Published
2016-12-16